Welcome

Kamis, 04 Oktober 2012

PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM KONSEP ILMIAH


Pengertian bahasa sendiri adalah sistem lambang bunyi ujaran yang di gunakan untuk berkomunikiasi oleh manusia. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi. Hal tersebut bisa dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang pastinya setiap manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya.
Fungsi bahasa pun bermacam-macam, itu semua disesuaikan tergantung kebutuhan sang pemakai. Misalnya bahasa bisa digunakan untuk mengekspresikan diri, berkomunikasi, dan hal yang lainnya dengan kondisi kebutuhan si pemakai.
Bahasa juga memiliki peranan penting dalam konsep ilmiah. Dimana ilmiah itu sendiri diartikan sebagai hasil sebuah pemikiran ataupun gagasan tertentu dari suatu pengamatan maupun penelitian.
Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Oleh karenanya, kita harus menggunakannya dengan baik. Antara lain dengan cara sebagai berikut:
1.    Dalam hal penggunaan ejaan.
2.    Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang!Sedangkan partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh:Jika engkau pergi, aku pun akan pergi.
3.    Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan tak baku, sedangkan ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis tak baku.
4.    Dalam penulisan Singkatan dan Akronim. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H. (Sarjana Hukum). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Contoh: DPR, GBHN, KTP, PT. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI, LAN, IKIP, SIM. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri Bappenas Iwapi Kowani.
5.    Dalam penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal sebagai abad teknologi. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
6.    kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh: Ada sekitar enam puluh calon mahasiswa yang tidak diterima diperguruan tinggi itu.
7.    Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:), tanda titik koma (,), tanda hubung (-), tanda pisah (_), tanda petik (”), tanda garis miring, (/) dan tanda penyingkat atau aprostop (’).
8.    Dalam pemakaian imbuhan, awalan dan akhiran.
Pada penulisan ilmiah juga sering terdapat kesalahan. Kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah pada umumnya berkaitan dengan:
·         Kesalahan penalaran
Kesalahan penalaran yang umum terjadi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kesalahan penalaran intra-kalimat dan antarkalimat.
·         Kerancuan
Kerancuan terjadi karena penerapan dua kaidah atau lebih. Kerancuan dapat dipilah atas kerancuan bentukan kata dan kerancuan kalimat.
·         Pemborosan
Pemborosan terjadi apabila terdapat unsur yang tidak berguna dalam penggunaan bahasa.
·         Ketidaklengkapan kalimat
Sebuah kalimat dapat dikatakan lengkap apabila setidaknya mempunyai pokok (subyek) dan penjelas (predikat).
·         Kesalahan kalimat pasif
Kesalahan pembentukan kalimat pasif yang sering dilakukan oleh penulis karya tulis ilmiah adalah kesalahan pembentukan kalimat pasif yang berasal dari kalimat aktif intransitif.
·         Kesalahan ejaan
Bahasa Indonesia telah mempunyai kaidah penulisan (ejaan) yang telah dibakukan, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau lebih dikenal dengan istilah EYD. Kaidah ejaan tersebut tertuang dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. (Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia No. : 0543a/U/1987).
·         Kesalahan pengembangan paragraf.
Paragraf yang digunakan dalam tulisan ilmiah mempunyai tiga syarat, yaitu kesatuan, kesistematisan dan kelengkapan, serta kepaduan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar